Dalam pengerjaan yang berlangsung, dasar jalan tidak menggunakan hamparan bescoss sebagaimana diatur dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB). Sebaliknya, hanya tanah dan rumput yang terlihat sebagai lapisan awal. Selain itu, plastik pelapis jalan hanya dihamparkan di sisi tengah, tidak merata di seluruh permukaan. Hal ini memunculkan dugaan kuat bahwa pengerjaan proyek tidak sesuai dengan spesifikasi teknis.
Ujang Hs., Sekretaris Jenderal LSM Prabhu Indonesia Jaya, yang menerima laporan dari masyarakat langsung meninjau lokasi proyek. Ia menyampaikan keprihatinannya terhadap kualitas pengerjaan yang jauh dari standar yang sudah ditentukan.
“Dasar jalan rabat beton seharusnya menggunakan bescoss untuk memastikan kekuatan dan daya tahan. Dengan anggaran sebesar ini, kualitas pengerjaan seharusnya lebih baik. Ini mencerminkan lemahnya fungsi pengawasan dan konsultan proyek,” ujar Ujang Hs.
Ia juga menyoroti kurangnya perhatian terhadap aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), yang menurutnya merupakan keharusan dalam setiap proyek infrastruktur.
Sebagai langkah lanjut, Ujang Hs. meminta Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Perkim) Kabupaten Bekasi, serta Inspektorat Kabupaten Bekasi, untuk segera memeriksa kondisi lapangan.
“Kami mendesak Dinas terkait untuk segera mengecek kualitas pengerjaan proyek ini dan memanggil pihak pelaksana untuk dimintai pertanggung jawaban jika ditemukan pelanggaran,” tegasnya.
Proyek ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan ketat terhadap penggunaan dana publik. Pemerintah diharapkan memastikan bahwa setiap proyek infrastruktur tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik masyarakat, tetapi juga dilakukan sesuai spesifikasi untuk menjamin manfaat yang maksimal.
Jurnalis: (Mf/Hr)